Sejarah Pesantren - Pada masa Negara Republik Indonesia masih dalam cengkraman penjajah Belanda dan Jepang, KH. Zainal Mustahafa Rahimahulloh pada tahun 1927 M mendirikan Pondok Persantren di Kampung Cikembang dengan Nama Pondok Pesantren Sukamanah (nama kampung tersebut berubah sesuai dengan nama Pesantren yang beliau dirikan) di atas tanah wakaf dan hibah untuk rumah, mesjid dan bekal hidup dari seorang janda dermawan Almarhumah waAlmagfur laha Hj. Siti Juariah.
Dengan berbekal Ijazah Sekolah Rakyat dan ilmu-ilmu yang diraihnya dari beberapa Pesantren selama 17 tahun bersama kakak misannya KH. Zainal Muhsin Rohimahulloh (Pendiri Pesantren Sukahideng tahun 1922 M dengan tanah wakap dan hibah dari seorang janda dermawan yang sama), beliau memimpin Pesantren ini selama kurang lebih 17 tahun. Dengan tekun, tulus dan penuh semangat beliau mendidik dan mengajar para santrinya. Saat itu jumlah santri yang diasramakan dalam 6 asrama sekitar 600 orang dan yang tidak diasramakan jumlahnya lebih banyak. Dalam tempo belasan tahun tersebut beliau berhasil mencetak para santrinya berilmu dan beramal, mandiri dan sanggup menyebarluaskan ilmu yang telah dimilikinya di berbagai tempat dan kampung halamannya.
Ketenangan dan ketentraman Pesantren Sukamanah ini menjadi terganggu dengan tantangan dan kecongkakan Penjajah Jepang yang biadab dan menindas Bangsa Indonesia. Hal ini membangkitkan semangat Jihad dan keberanian KH. Zainal Musthafa beserta para Santrinya untuk melawan dengan segala kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya saat itu; hanya dengan pedang bambu dan bambu runcing yang ditajamkan dengan keyakinan dan ketergantungan penuh kepada Alloh Yang Maha Kuasa terjadilah pertempuran sengit pada tanggal 1 Rabi’ul Awal 1363 H /25 Pebruari 1944 M ba’da jumat.Gugur di medan tempur dari pihak Sukamanah sebagai Syuhada sebanyak 86 orang.
Adapun KH. Zainal Musthafa beserta sebagian pengikutnya pada hari itu juga ditangkap dan tidak diketahui ke mana dan di mana mereka berada. Alhamdulillah berkat Rohmat Alloh dan KaruniaNya santri-santri Almarhum bernama Kolonel Drs. H. Syarif Hidayatulloh, KH. A. Wahab Muhsin, KH. Muh. Fuad Muhsin, KH. Muh. Syihabuddin Muhsin (Rohimahumulloh), H. Utang Affandy dan tokoh tokoh lainnya melakukan upaya pencarian dalam waktu yang lama, dan akhirnya diketahui berdasarkan dokumen Kantor Erevel Belanda di Ancol Jakarta beliau dan rekan-rekannya telah menjalani hukuman mati pada tanggal 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda Ancol Jakarta. Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1973 jenazah beliau dan 17 orang pengikutnya di pindahkan ke Taman Makam Pahlawan Sukamanah.
Pesantren Sukamanah setelah pertempuran tersebut keaadaannya menjadi sepi dan lumpuh, membutuhkan seseorang untuk membangunkannya kembali. Alhamdulillah salah seorang santri Almarhum yaitu KH.A. Wahab Muhsin Pimpinan Pesantren Sukahideng, Penerus dari Ayahanda KH. Zainal Muhsin Rohimahulloh dengan semangat dan tulus berkeinginan menghidupkan kembali Pesantren Sukamanah. Adik kandungnya bernama KH Muh. Fuad Muhsin dinikahkan dengan salah seorang putri KH. Zainal Musthafa bernama Siti Sofiyyah.
Pada tahun 1950 KH. Muh. Fuad Muhsin dan K.U. Abdul Aziz (adik kandung KH. Zainal Musthafa) Rohimahumulloh dan tokoh-tokoh lainnya mulai membangun kembali Pesantren Sukamanah, dengan pengajian bulanan masyarakat sekitar dan santri dari kalangan pemuda kampung Sukamanah dengan menggunakan bangunan Mesjid dan Asrama pusaka yang telah diperbaiki alakadarnya dengan gotong royong masyarakat Sukamanah. Hari bert ambah hari mulailah berdatangan santri-santri dari luar daerah yang sekalipun tidak terlalu banyak jumlahnya namun bisa menampakkan gairah hidup kembali Pesantren ini.
Pada tahun 1956 Pimpinan Pesantren Sukahideng -Sukamanah dan tokoh-tokoh lainnya sepakat untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Sukahideng, kemudian SMP Al Islah di Sukahideng, dan pada tanggal 17 Agustus 1959 berdirilah Yayasan KH.Zainal Musthafa dengan Akte Notaris No.8 yang diperbaharui dengan Akte Notaris No.10 tahun 1999 Yayasan ini bertujuan untuk melanjutkan perjuangan Pahlawan Nasional KH. Zainal Musthafa dalam rangka memartabatkan Kalimat atau Agama Alloh melalui Pendidikan dan Pengajaran.
Di samping kedua Pesantren Sukahideng-Sukamanah yang lebih awal berdiri dari pada Yayasan KH. Zainal Musthafa Sukamanah, Yayasan ini mulai mendirikan lembaga-lembaga formal di lingkungan kedua Pesantren tersebut, MI dan SMP yang sudah ada namanya dilengkapi menjadi Madrasah Ibtidaiyah KH. Zainal Musthafa Sukahideng dan SMP KH. Zainal Musthafa Sukamanah. Kemudian SMA KH. Zainal Musthafa Sukamanah dan terus berkembang dengan didirikannya Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun, PGA 6 tahun, dan selanjutnya menjadi PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Sukamanah dan dikembangkan lagi menjadi MTsN Sukamanah dan MAN Sukamanah, sementara SMP dan SMA KH. Zainal Musthafa Sukamanah tetap berdiri sampai sekarang, begitu pula Madrasah Diniyah, TKA/TPA dan lembaga pelayanan masyarakat meliputi Kopontren dan Poskestren.
Pesantren Sukamanah semakin bertambah jumlah santrinya dengan berdirinya sekolah-sekolah tersebut di lingkungannya. Hal ini menuntut pembenahan, penyempurnaan dan penyesuaian dalam sistim dan metode pendidikan dan pengajaran Pesantren dengan tetap memelihara kekhasannya, begitu pula asrama untuk tempat tinggal santri putra putri dan tempat pengajian.
Alhamdulillah berkat Karunia Alloh dan PertolonganNya, KH. Muh. Fuad Muhsin dengan penuh semangat mencurahkan segala perhatian dan kemampuannya untuk menghidupkan Ajaran Alloh melalui Pesantren ini. Saat itu tenaga Pendidik yang membantu beliau masih sangat kurang, beliau mengajar siang dan malam di Pesantren mulai ba’da subuh di samping beliau juga salah seorang Guru di Sekolah (PGAN), sementara kebutuhan bangunan juga harus segera diperahatikannya. Alhamdulillah secara bertahap dengan gotongroyong masyarakat Sukamanah dan para Santri, Asrama Putri dibangun dengan kontruksi sederhana karena biaya yang sangat terbatas. Asrama tersebut diberinya nama: Almuna dan Al Athif, kemudian Faoqol Haodl karena memang di atas kolam. Adapun Asrama putra dibangun sikitar tahun 1975 M dengan ukuran 30 x 8 M dua lantai dan setelah itu Asrama Pusaka dibangun kembali dengan ukuran 15 x 8 , dua lantai untuk tiga lokal ruang pengajian. Selanjutnya Masjid Pusaka direnovasi pada tahun 1982 M dengan kontruksi semi permanen dan kakak kandungnya KH. A. Wahab Muhsin Rohimahulloh memberi nama dengan Masjid Jami Baitul Mujahidin. Dan pada tahun 1984 M dibangun Asrama putri ukuran 23 x 10 M tiga lantai dengan kontruksi semi permanen dan diberi nama Almuna. Bangunan-Bangunan tersebut di atas dibangun dengan biaya sebagian besar dari Swadaya Masyarakat
Pesantren Sukamanah dengan kepemimpinannya mengalami kemajuan yang sangat berarti, terutama setelah putra putrinya beranjak dewasa dan siap membantunya, maka jumlah santripun semakin bertambah, bahkan siswa lulusan SLA pun ada yang berminat tetap tinggal untuk meneruskan pengajian dan kuliah. Sekalipun jumlahnya tidak banyak namun keberadaan mereka sangat berarti untuk Pesantren, karena di samping ngaji mereka juga diangkat sebagai Dewan Santri dan Staf Pengajar bila dipandang sudah mampu.
Selanjutnya KH. Muh. Fuad Muhsin bercita-cita dan berupaya agar Pesantren ini tetap berdiri, dilanjutkan oleh putra putrinya. Pada usia yang dirasakannya sudah tua beliau bermaksud membingbing dan memberikan tanggung jawab penuh, maka pada bulan Januari 1998 M kepemimpinan Pesantren ini diserahkan kepada putra sulungnya KH. Drs. A. Thohir Fuad.
A. Thohir Fuad dalam usianya yang masih muda bersama saudara-saudaranya, masyarakat Sukamanah dan Santri merencanakan pembangunan ruang pengajian yang sangat mendesak dibutuhkan oleh Pesantren, karena saat itu sebagian lokal pengajian terpaksa dilaksanakan di Gedung SMA KHZ. Musthafa. Alhamdulillah berkat Pertolongan Alloh Gedung Madrasah tempat pengajian dan Madrasah Diniyah mulai dibangun pada tahun 1999 M, dengan ukuran 21 x 8 M, tiga lantai, kontruksi beton untuk 8 lokal ruang belajar, 1 Ruang Perpustakaan, Kantor MD dan Ruang BP. Selesai pada tahun 2001 M. Sebagian besar dananya diterima dari Pengusaha Dermawan Mitra Usaha Al Amin Tjukang Tanjung dan Mantan Kabagset Kanwil Jabar Drs. H. Fadil, MSi. dan pada tahun itu pula dibangun Gedung Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) dengan ukuran 12 x 9 M sepenuhnya sumbangan dari Mantan Gubernur Jawa Barat H. M. Nuryana dalam lawatan Kerjanya memperingati Perjuangan Pahlawan Nasional KHZ. Musthafa Sukamanah pada 1 Mulud di Pesantren dan selesai pada bulan Nopember. Kemudian pada tahun 2002 M dibangun WC putri, ukuran 20 x 3 M.
Sebenarnya rencana Pembangunan yang diperhitungkan akan memakan biaya yang cukup besar adalah membangun kembali Asrama Santri Putra “ ALMANBA’ “ yang nampak sudah lapuk karena usianya yang sudah tua dan sudah tidak memadai, sejak tahun 1997 M sudah direncanakan dengan anggaran biaya ratusan juta rupiah. Alhamdulillah berkat Karunia Alloh dan PertolonganNya akhirnya dana yang diharapkan tersebut akhirnya datang tepat pada waktu yang telah ditetapkanNya pada tahun 2004 M, melalui sumbangan seorang Alumnus Pesantren dan keluarganya yang tidak mau disebutkan namanya dalam jumlah besar, di samping gotong royong masyarakat, sumbangan Alumni, orang tua santri dan simpatisan lainnya. Asrama tersebut dibangun dengan ukuran 48 x 10 M 2 lantai kontruksi beton yang meliputi 34 kamar (a 4 x 4 M), Kantor Rois, Kantor Dewan Santri dan dua lokal ruang belajar. Selesai dalam waktu kurang lebih tujuh bulan.
Alhamdulillah Alladzi Bini’matihi tatimmussolihaat. Selanjutnya perencanaan Pembangunan Mesjid Baitul Mujahidin yang sudah tidak memadai lagi untuk berjama’ah sholat, sholat jum’at dan tempat pengajian. Maka direncanakan dengan ukuran 23 x 14 dua lantai dan kontruksi beton.
Dana awal untuk pembangunan tersebut diperoleh dari kas Pesantren dan sumbangan keluarga Pesantren, terkumpul kurang lebih delapan puluh lima juta rupiah, sebagian dipergunakan untuk besi beton. Sebelum melangkah ke tahap selanjutnya dilakukan musyawarah Panitia, Rt/Rw dan perwakilan masyarakat sukamanah dan sepakat untuk segera dilakukan pemugaran.
Bulan itu Dzul Hijjah 1427 H/Desember 2006 M dimulai penyetelan besi yang ada. Sementara Sesepuh Pesantren hampir setiap hari sambil duduk di kursi memperhatikan para pekerja besi di halaman Mesjid. Pada suatu hari pernah berkata : “ Cep ulah waka dirugrugkeun Masjidteh sina diparake heula Idul Adha ku masyarakat ! “ Qultu : Muhun manga Insya Alloh. Tanpa ada kecurigaan apapun dengan kata-katanya, namun ternyata dua hari kemudian beliau pulang ke Rohmatulloh ba’da asar hari sabtu tanggal 9 Dzul Hijjah 1427 H/30 Desember 2006 M.
Dengan hanya bertawakkal kepada Alloh Ta’ala, pada hari sabtu tanggal 7 Januari 2007 satu minggu setelah wafatnya, Mesjid Pusaka Baitul Mujahidin dipugar dengan semangat gotongroyong masyarakat Sukamanah untuk dibangun kembali. Alhamdulillah sumbangan dana dari masyarakat, sebagian alumni, orang tua santri dan simpatisan diterima oleh Panitia. Begitu pula bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya sebesar tiga puluh lima juta rupiah dalam tiga tahap. Alhamdulillah dalam waktu delapan bulan, dua lantai mesjid ini sudah bisa dipergunakan kembali untuk kegiatan rutin Pesantren sekalipun masih dalam tahap penyelesaian. Dan saat ini 15 Nopember 2008 sedang dipasang kramik dinding bagian dalam Mesjid sesuai dengan dana yang ada.
Adapun Kegiatan Pendidikan dan Pengajian berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sekalipun masih harus ada upaya-upaya pembenahan dan penyempurnaan.
Terima kasih kepada setiap hamba yang simpati, menaruh perhatian dan membantu Lembaga Pendidikan Pesantren ini, semoga amal kita semua dilandasi keikhlasan dan ketaqwaan serta diterima dan mendapat imbalan yang berlipat ganda di Sisi Alloh Ta’ala. Amiin, Walhamdu Lillahi Robbil ‘Alamiin.
Copyright: Pesantren Yayasan KH. Zainal Musthafa Sukamanah Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar