Tiba tiba semua tersentak, kerusuhan di banten belum reda muncul kerusuhan di Temanggung. Daerah yang adem ayem, tentrem ijo royo royo ,karena banyak ulama besar membangun masyarakat pesantren di situ, tidak kurang dari Kyai Parak, abahnya KH Muhaiminan Gunardho,Allahyarham. tiba tiba didatangi pasukan entah dari mana.Ada yang mengatakan dari Solo ada yang mengatakan dari bogor, bahkan isu muncul mereka ini digerakkan oleh tokoh Jakarta dan ada yang menyebut berasal dari Mindanao, karena Nurdin M Top di bekuk polisi,maka sebagai bentuk pelampiasan dendam terhadap pengadilan mereka alihkan gerakan dengan melakukan penetrasi di lembaga yudikatif.
Sementara itu lembaga eksekutif yang bertugas menjaga jalannya Trias Politika itu cenderung mengesankan keloyoan, atau malah membiarkan, sehingga gerakan masif orang orang diluar Temanggung dapat berjalan mulus tanpa di cegah. Polisi tidak mau disebut kecolongan, tetapi kejadian yang merobek dan mencederai hak azasi manusia bahkan membongkar sistem trias politika yang dianut negara demokrasi bernama indonesia ini sudah pasti menyesakan dada . elakunya dengan garang dan tidak sungkan melebeli agama .
Tulisan ini sebenarnya sebagai refleksi dari pertanyaan para Wartawan cetak dan elektronik, mereka menanyakan hal hal yang mengarahkan kepada kasuistis parsial, maka saya katakan saya tidak mau berkomentar kalau anda semua menanyakan yang parsoial parsial begini. Karena apa ?. Kejadian buruk yang tidak saja mencoreng nama baik agama khususnya Islam, juga mencoreng nama baik bangsa dimata dunia.bahwa pemerintah ternyata tidak mampu melaksanakan undang undang dasar 45. Peremerintah yang berkewajiban melindungi segenap tanah tumpah darah dan menyelenggarakan kesejahteraan umum, gagal. Peremerintah hanya bertutur dan berkomentar saja bahkan ada yang mengkutuk dengan keras. Saya bilang, tukas Menko Polkam dan Presiden itu bukan mengutuk atau melaknat kejadian yang sangat biadab itu. Karena pekerjaan mengutuk itu perilakunya nenek sihir.
Lalu,? pemerintah harusnya segera menugaskan eksekutor untuk melakukan tindakan nyata. Mas Joko tidak cukup berwacana, tetapi menegur dan memerintahkan anak buahnya baik TNI maupun Polri, untuk segera melakukan tindakan nyata. Tangkap pelaku kerusuhan itu.dan adili,. Tidak usah bingung mencari payung hukum segala sebagaimana yang di pidatokan SBY. Negara ini negara Hukum, maka setiap aturan itu Hukum.Hukum tertinggi kita adalah Pancasiala dan UUD 45 . Dari sini sudah cukup menangkap para pelaku kerusuhan atas anama agama itu. Bahkan Allah sendiri sudah menggariskan Hukum dengan jelas, "Wa Idza Akromna ala Bani Adam,"Allah meninggikan derajad anak cucu Adam
.maka tidak boleh dibantai sebagaimana membantai anjing atau kucing. Bahkan ayam ketika disembelihpun menggunakan tatacara yang santun yang tidak menyakitkan . Padahal ini binatang.
Pemerintah sebenarnya sudah faham, intelnya banyak mulai dari koramil ,polsek sampai tingkat nasional,maka sesungguhnya semua bahan untuk melakukan pengambilan kebijakan tidak usaha di ekplor lagi, sudah cukup bahkan lebih dari cukup. Yang jadi persoalan adalah, adakah keberanian ?, adakah kejujuran yang nyata untuk membela bangsanya sendiri dari intervensi asing yang masuk dalam bentuk Partai atau LSM dan mencoba menjungkirkan pranatan ini?.
Azas Manfaat
Selama ini semua kejadian demi kejadian tidaklah berdiri sendiri ini semua by design. Ada kecurigaan pemeritah SBY menggunakan sebagai penutup dan pengalihan isu. Selama ini rakyat melihat, begitu century akan terkuat, tiba tiba di munculkan penangkapan teroris, demikian pula ketika kasus Cikeas yang menghebohkan dimunculkan pemberangusan terroris Temanggung, dan ketika sekarang gayus lagi merdu merdunya menyanyi, serta DPR kepleset memperlihatkan belangnya dengan mengusir KPK Bibit dan Candra muncul kerusuhan Ahmadiyah dan Temanggung.
Pola orde baru yang diterapokan rezim sekarang ini nampak nyata sekali, maka wajar kalau kejadian demi kejadian mengesankan adanya pembiaran. Khan sangat lucu jika intel yang banyaknya segitu tidak dapat mengambil laporan akurat untuk diajadiakan bahan pengambilan keputusan. Orang membawa narkoba hanya beberapa gelintir saja dapat tercium, ini ribuan orang berbondong bondong dibiarlkan. Dan pemerintah kenapa tidak berani tunjuk hidung bahwa FPI yang selama ini menjadi biangnya segera didi bubarkan ? kenapa ?
Azas manfaat ini juga digunakan oleh musuh musuh SBY, untuk memancing emosional rakyat Indonesia. Rakyat yang lapar harga yang melambung, PHK diamana mana,pentelantaran tenaga kerja di mana mana bahkan banyak yang tidur di kolong kolong jembatan negara lain,diramu sedemikian rupa untuk mendiskriditkan pemerintahan SBY,sehingga menjadi gumpalan emoosi yang memicu kerusuhan masal,kalau iuni terjadi maka membentuk kekuatan untuk menggulingkan SBY sedemikian mudahnya sebagaimana teknik demontrans Ikhwanul Muslimin di Mesir yang menunggangi kemiskinan dan kegagalan pemerintahnya memberikan jaminan hidup dan tenaga kerja serta gagalnya memberantas korupsi.
Saya setuju saja dengan langkah langkah lawan SBY yang menghendaki pemerintah ini berhenti saja karena memang sudah demikian carut marut. Tetapi saya tidak setuju dan sangat menolak jika cara pengambilan kekuasaan itu mengorbankan rakyat kecil. Mengorbankan minoritas sebagai sumpal dapur. Karena disamping sangat tidak elegan juga akan melahirkan cost sosial yang sangat besar,disamping itu, kalaupun toh berhasil menggulingkan SBY, rehabilitasi untuk mengembalikan kehidupan yang plural, yang rukun dan senantiasa bernafaskan bhineka tunggal ika,sangat susah. Maknannya keberhasilan itu tidak ada artinya.
Negara bangsa,
Rakyat Indoanesia dan para tokoh yang sudah neg melihat jalannya pemerintahan ini sebaiknya berfikir jernih, jangan terlalu tamak kekuasaan. Karena kalau raksasa rezim berkuasa berperang dengan raksasa yang tidak menghendaki SBY berperang,yang mati adalah pelanduk rakyat.
Kita harus kembalikan kesadaran rakyat dan bangsa ini,juga para pemimpin partai untuk kembali belajar kepada sejarah, belajar kepada komitmen kebangsaan belajar kepada niat awal pendidirian negara bangsa ini. NKRI adalah negara bangsa,yang di susun dari berbagai suku bangsa dan agama,adat dan kepercayaan. Bahkan KH Wahid aHasyim dan Agus Salim,serta BPUPKI pada waktu merumuskan negeri ini bersama Bung Karno 60 tahun lalu, sudah demikian dewasannya.
Karena komitmennya adalah negara bangsa,maka ketika Mr Maramis akan memisahkan diri jika 7 suku kata dalam pembukaan UUD 45 (piagam Jakarta) tidak dihapus. Maka semua Founding Father waktu itu tersadarkan oleh sengatan jela jengking MR Maramis,dan luruh hatinya untuk lebih mengutamakan NKRI.dan dihapuslah 7 suku kata itu.
Sekarang ini sudah tidak ada yang faham tentang konsensus ini. Sehingga pemerintah masih membutuhkan payung hukum hanya untuk menindak gerakan yang nyata nyata berhadapan dengan Pancasila dan UUD 45. Kalau negeri ini negara Islam silahkan rakyat boleh tidak terima dan menganeksasi pengadilan. Negeri ini negeri Pancasiala. Maka bukan hukum Islam yang diterapkan dalam peri kehidupan bernegara dan berbangsa.
Jadi beda jelas,bahwa siapa yang anti pancasila dan sengaja akan menjungkirkan dan mencoba kesaktian pancasila dengan menawarkan ideologi Islam. Mengganti Presiden dengan Khalifah. Maka nunggu apa lagi. Kalau memang tidak setuju dengan Pancasila dan UUD 45, kenapa tidak migrasi ke arab saja.? Sehingga bisa bebas menerapkan hukum yang dikehendaki.
Bagi saya kalau se kaliber Hadratusy syeik Hasyim \Asy'ari yang telah terbukti menggelontorkan resolusi jihad demi menjaga kemerdekaan RI,dan menarungkana santrinya denagan tentara sekutu sehingga muncul peringatan hari Pahlawan, karena hizbullah berhasil membunuh jendral sekutu, itu bisa toleran terhadap sesamanya, maka janganlah coba coba budaya luhur ini digantikan dengan kebrutralan,dan aroganitas.
MASYARAKAT NU MASIH MENUNGGU
Kalau memang tidak ada jalan lain, jangan heran kalau nanti demi keutuhan NKRI muncul resolusi jihad terhadap Wahabi yang sering mengkafir kafirkan kami.
Mari kita semaua Ud'u ilaLLah bil hikmah wa mauidlotul khasanah. Jangan gunakan kekerasan.negeri ini ada aturannya,jangan jadi polisi sendiri,jadi hakim sendiri jadi tentara sendiri.semua orang dikaruniai Allah keberanian,hanya bedanya ada yang pakai aturan atau aqidah ada yang berlebel aqidah tapi ora genah.....
oleh Gus Nuril Arifin Duapenagasuh Pesantren Abdurahman wahid Soko Tunggal
ketua umum Forum keadilan dan Hak azasi umat beragama se indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar